Abdul Wahhab bin Ali menceritakan dari seseorang ia berkata: Ketika
saya hendak pergi haji seseorang memesan kepadaku: berilah salam kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan katakan padanya, “Jikalau saja dua
tetangga anda (makam Abu Bakar dan Umar bn Khattab) tidak ada disamping
anda niscaya saya akan mengunjungimu”.
Ketika saya sampai di Madinah dan menziarahi Nabi shallallahu alaihi
wasallam saya katakan itu padanya, setelah itu saya bermimpi melihat
Nabi, dan ia bersabda: Apakah silet ini berbahaya?, saya perhatikan
silet itu dan saya menimbangnya kemudian saya tahu timbangannya,
kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri kepada laki-laki tadi
(yang tidak mau berziarah karena ada makam Abu Bakar dan Umar di
samping Nabi)
yang berpesan padaku,kemudian Nabi menyembelihnya memakai
silet tadi.
Ketika saya kembali ke kampung orang tadi yang saya dapatkan adalah
teriakan dan penduduk desa yang telah bersiaga dengan senjata mereka.
Saya bertanya: ada apa ini? Mereka menjawab: Fulan yang telah disembelih tadi malam, dia dibunuh oleh Bani Fulan.
Saya katakan: coba perlihatkan saya mayatnya, saat itu saya masuk,
ternyata ia telah tersembelih dan silet yang dipakai Nabi ternyata ada
disisinya, lalu saya ambil dan saya timbang-timbang, ternyata itulah
silet yang dipakai Nabi.
Setelah itu saya katakan kepada mereka: Ini tidaklah dibunuh oleh
seseorang kecuali oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan saya
ceritakan pada mereka kisahnya.
Ini terjadi di daerah tepi ‘Asqalan, Mesir.
(An-Nahyu ‘An Sabb Al-Ash-haab wa maa fiihi min al-istmi wa al-‘iqab, Dhiyauddin Al-Maqdisi, hal 46)
(An-Nahyu ‘An Sabb Al-Ash-haab wa maa fiihi min al-istmi wa al-‘iqab, Dhiyauddin Al-Maqdisi, hal 46)
Sumber: LPPI Makasar
No comments:
Post a Comment