![Nabi Muhammad SAW](http://www.ispi-usa.org/muhammad/muhammad.jpg)
Dikisahkan, pada suatu hari di ujung
pasar Madinah, seorang pengemis Yahudi buta yang renta punya kebiasaan
unik, suka menghujat Nabi Muhammad. “Jangan dekati Muhammad. Dia itu
orang gila! Dia pembohong dan tukang sihir. Awas, kalian akan
terpengaruh,” teriak sang pengemis dengan suara parau.
Teriakan itu didengar oleh Rasulullah Saw. Beliau tak marah dengan sikap sinis si pengemis,
melainkan menghampirinya seraya memberinya makanan. Tanpa sepatah kata
pun, beliau menyuapi pengemis yang tak henti menghujatnya.
Setelah selesai, si pengemis berkata,
“Terima kasih tuan. Ingat, jangan dekati Muhammad ya. Dia itu orang
gila, pembohong. Dia itu tukang sihir. Jangan sampai tuan terpengaruh
sama dia.”
Dengan wajah sumringah Nabi malah
menjawab dengan senyum. Keesok paginya, beliau kembali datang menyuapi
si pengemis. Dengan penuh kasih, beliau melayani sang pengemis renta.
Demikian kebiasaan Nabi terus dijalaninya hingga beliau jatuh sakit
menjelang wafat dan tak lagi dapat melayaninya.
Setelah Rasulullah dipanggil Allah SWT,
tak ada lagi yang membawakan sarapan dan menyuapi pengemis itu. Si
pengemis kehilangan orang asing berhati emas.
Sepeninggal Rasulullah Saw, Abu Bakar
berkunjung ke rumah Siti Aisyah RA. Abu Bakar bertanya pada anaknya
tersebut, “Wahai putriku, adakah satu sunah kekasihku yang belum aku
tunaikan?”
Aisyah menjawab, “Wahai ayahku, engkua
adalah seorang ahli sunah, dan hampir tidak ada satu suna apun yang
belum engkau lakukan, kecuali satu saja”.
“Apakah itu,” seru Abu Bakar dengan penasaran.
“Setiap pagi Rasulullah Saw selalu pergi
ke ujng pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi
buta yang berada di sana,” ungkap Aisyah dengan mata-mata berkaca-kaca.
Keesokan harinya, Abu Bakar menemui
pengemis untuk meneruskan kebiasaan Nabi. Abu Bakar mulai menyendok
makanan, lalu menuntun tangannya untuk makan dengan sendok. Tiba-tiba si
pengemis berteriak, “Hei, siapa kamu?”
“Aku orang biasa saja,” jawan Abu Bakar Ash-Shiddiq.
“Ah, bukan! Engkau bukan orang yang
biasa mendatangiku,” sergah si pengemis. “Bila ia mendatangiku, tangan
ini tidak perlu memegang dan mulut ini tidak susah mengunyah. Ia selalu
menyuapiku dengan lebih dulu menghaluskan makanan dengan mulutnya.”
Abu Bakar tak kuasa menahan tangis.
Tersendat ia berkata, “Ya, aku memang bukan orang yang biasa
mendatangimu. Aku hanyalah sahabatnya. Sedangkan orang mulia itu telah
wafat beberapa hari lalu. Dialah Muhammad Rasulullah Saw.”
Mendengar penjelasan Abu Bakar, si
pengemis tersedak. Orang yang selama ini dia caci-maki sepanjang hari,
ternyata justeru yang selama ini paling peduli terhadap dirinya.
“Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah….,”
seketika si pengemis berseru.
Sumber:https://connect.detik.com/faisalwibowo92
No comments:
Post a Comment